Cinta di Atas CintaPenerbit : Penerbit Fahima, Yogyakarta.
Cetakan : Pertama, tahun 2005.
Tebal : 60 halaman.
Harga : Rp 10.000
Ukuran: 19,5 x 12 cm.
Cinta di atas cinta. Frase singkat yang menggelitik hati pembacanya. Apakah makna Cinta di atas cinta itu? Darimana muncul kalimat itu dan kemana kita akan dibawa oleh penulis?
Pada buku ini, penulis mencoba memasuki wilayah puitis yang lain setelah cukup berhasil pada buku kumpulan puisinya yang pertama yang berjudul Saatnya “Aku” Tak Lagi Ada dengan angka penjualan yang memuaskan dalam waktu yang relatif singkat. Kumpulan puisi ini juga dilengkapi oleh epilog yang berisikan artikel penulis yang memenangkan Lomba Menulis Artikel Islami tingkat Nasional pada tahun 2001. Artikel yang berjudul Aku Ingin Melihat Allah tersebut dipandang dapat merangkum makna Cinta di atas cinta dalam buku ini.
Sejumlah puisi dalam kumpulan buku puisi Bahril Hidayat ditulis dalam trikotomi ketegangan: antara hati yang khusuk, keluguan, dan kegelisahan yang mencemaskan. Itulah sebabnya, puisi-puisi Bahril menjadi menarik untuk dibaca dan dinikmati.
(Aprinus Salam, M, Hum., Dosen Fakultas Ilmu Budaya Jurusan Sastra Indonesia UGM Yogyakarta)
Puisi yang lahir dari alam gila penulisnya, namun memuat kecerdasan akal dan kedalaman jiwa. Kombinasi unik antara kecerdasan, kebijakan, dan ketidakwarasan.”
(Farid Mustofa, M, Hum., Dosen Fakultas Filsafat UGM Yogyakarta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar